Thursday, October 23, 2008

Senyum Karang

* *
Berjalan terseok. Gurat-gurat di wajahnya semakin menampakkan kelelahan luar biasa.
Sorot matanya pun terkadang hampa, meskipun masih sering terasa mampu menghujam jiwa.
'Aku sudah tua', begitu selalu dia berkata. Ya. Dia tahu betul itu. Namun selalu ada senyum setelah kalimat itu. Tak jarang matanya lalu menerawang, kadang berbinar, kadang redup.

'Aku masih sanggup', katanya setiap kali kesulitan mendatanginya. Enggan merepotkan orang atau arogan, entah. Tapi memang dia terlalu keras kepala untuk dilarang.
'Untuk apa kita bergantung pada orang lain sedangkan sesungguhnya kita mampu melakukannya?', petuahnya.
'Bukannya aku ingin semua berpikir bahwa aku perkasa, tapi aku hanya ingin masalahku cepat berlalu', ungkapnya setiap kali tudingan atau suara miring itu hinggap di telinganya.

Pembenaran!
'Aku selalu berharap seseorang itu membantuku, mendampingiku, meringankan bebanku, menepiskan raguku, hingga hilangkan lelahku. Tapi seseorang itu hanya ada di benakku. Mungkin dia terlalu sempurna untuk jadi nyata. Ah, biarlah. Paling tidak seseorang itu selalu ada di diriku. Tak kan pergi dia tinggalkanku. Tak kan mati dia dari semangatku.'

Senyum itu. Indah menghiasi wajahnya.
Senyum itu. Dia tebarkan ikhlas untuk jiwanya. Agar tak kering karena lelahnya.

* *
Too many words in mind .. susah nulisnya deh :P

No comments: