Wednesday, November 19, 2008

What Do You Think?

* *
Gereja Santa Anna di bom! (waktu itu).
Katedral juga tak luput dari sasaran. Banyak orang jadi korban. Belum lagi kasus bom Bali! Phew!

Temanku bilang, dia percaya Tuhan itu ada. Tapi tak satupun agama dipeluknya. ‘Ngga aja..’, gitu katanya setiap kali kutanya alasannya. Free-thinker. Itu istilah untuk manusia tak beragama masa kini.

Ada Jamaah Islamiyah. Ada Ahmadiyah. Muhammadiyah. Nahdlatul Ulama. Dan masih banyak lagi aliran dalam Islam yang tak jarang mengundang kontroversi hingga perang saudara. Belum lagi partai-partai Islam yang berseteru hanya karena (menurut saya) pemimpin-pemimpinnya yang berantem karena pendapat yg berbeda.

Protestan dan Katholik pun menudingkan telunjuk, saling menyalahkan dan menganggap apa yang dipercaya adalah yang paling benar. Saling menjatuhkan. Bahkan tak jarang kalimat-kalimat hinaan meluncur dalam perkataan, baik verbal maupun non-verbal.

Ouugghh!!

Banyak sekali masalah di dunia ini. Hal-hal tadi baru masalah dari sisi kepercayaan/agama. Belum lagi bicara masalah perut. Yang cuma karena uang Rp30,000 saja, orang rela berdesak-desakkan hingga nyawapun dipertaruhkan. Dua puluh satu orang mati! Murah benerrrr ....

Belum lagi masalah percintaan, yang tak jarang membuat orang berpikiran cekak, mempercepat proses pengakhiran penderitaan dengan cara bunuh diri. Cara paling gampang untuk tidak lagi merasakan hiruk pikuk hati dan pikiran.

Itu sisi-sisi kurang menyenangkan dari kehidupan.

Cinta dua anak manusia yang dipersatukan lewat sebuah prosesi penghalalan hubungan seksual. Ada yang menyebutnya Akad Nikah, Sacrament, Ijab Kabul, Pemberkatan, whatever. Senyum bertebaran. Tawa merekah. Kebahagiaan terpancar di wajah orang-orang yang terbingkai dengan baik di foto-foto kenangan.

Tangis bayi yang kencang, membuyarkan konsentrasi sang Bapak, Eyang, atau kerabat yang khusuk tenggelam dalam doa kala menunggui si Ibu dalam perjuangannya mengantarkan si Kecil lahir di dunia. Berdoa akan keselamatan si Ibu dan si Kecil. Tak jarang, ada titik airmata yang menetes ketika itu. Air mata bahagia tentunya. ‘Alhamdulillah’, ‘Puji Tuhan’, kalimat-kalimat syukur pun terucap atas lahirnya sang Pembaru di dunia.

Masih begitu banyak hal yang terjadi di dunia ini.

Terlintas dipikirku. Betapa hebatnya Tuhan itu. Tuhan siapapun itu. Kalau Tuhanku, tentu saja Allah SWT. Tuhanmu? Sebut saja.

Dia mampu menciptakan makhluk di dunia ini. Dari mikrosel, sampai tata surya, dengan segala hal di dalamnya. Dan masing-masing diberi kemampuan yang berbeda.

Untuk manusia, Dia bekali kita dengan Otak. Mesin penggerak bagi manusia. Dia beri kemampuan bagi manusia untuk berpikir dan bertindak. Dia beri kita udara agar kita bisa tetap hidup. Dia siapkan segala infrastruktur kebutuhan manusia di dunia ini. Dia beri manusia kemampuan untuk menyesuaikan diri, dimana dia berada.

Tuhan juga mengkondisikan manusia agar mampu mencintai sesamanya. Berpasang-pasangan. Hingga membentuk sebuah keluarga atas nama cinta. Dia biarkan manusia berkembang, membentuk diri dalam kuasa-Nya.

Apa yang kita beri untuk-Nya?

Tak jarang kita malas untuk beribadah. Tak jarang kita marah kala keinginan kita tak terkabul. Tak jarang kita memaki kala kita merasa tak diperlakukan adil oleh-Nya. Malah kita juga bisa mengutuk, menyumpahi, atau apapun lah yang seringkali dilakukan oleh manusia-manusia tak ber-asa.

Tak terbayangkan olehku, apa Dia sebenarnya. Tak berani ku memikirkan lebih dalam kala tanyaku telah sampai di titik itu. Tiap kali kuingat segala kuasa-Nya, aku hanya mampu terdiam, menatap apa yang ada disekitarku. Kalimat kagum akan kedahsyatan yang teramat sangat, hanya itu yang mampu terucap. Dari bibir ataupun dalam hati (saat malu).

Tak perlu kita minta, Dia akan beri. Kapan? Hanya Dia yang tahu. Tak perlu kita membayar dengan kesempurnaan. Karena memang tak ada makhluk ciptaan-Nya yang mampu menyamai sempurna-Nya. Tak perlu kita menghujat-Nya. Karena dia memang tak pantas untuk dihujat!
Kita hanya wajib bersyukur. Caranya? Seperti yang telah Dia tuliskan.

Dahsyat!
Dia telah menciptakan berjuta sel dalam otak manusia, menyambungnya, memberinya nyawa, hingga manusia bisa berpikir dan mengenal perbedaan. Kamu Islam! Kamu Kristen! Kamu Ahmadiyah! Kamu FPI! Kamu Cina! Kamu Batak! Kamu Hitam!

Dan Dia juga memberikan kita kemampuan untuk mengenal dan menilai.
Kamu Pelacur! Kamu Pembohong! Kamu Penjahat! Kamu Cantik! Kamu Ganteng! Kamu brengsek!

Bingung. Kalau kita semua diberi kemampuan yang sama dalam perbedaan, lalu kenapa kita harus saling mencela?

Eniwe, sepertinya saya sepakat bahwa Tuhan itu SATU. Agak lucu membayangkan, andaikan ada banyak Tuhan, mereka pasti akan sibuk mengadakan konferensi tahunan untuk membahas hal-hal yang akan diciptakan atau bahkan janjian agar hasil ciptaan-Nya tidak sama satu dengan lainnya.
Istilah yang terdoktrin di otak kita lewat pembelajaran agama – lah yang membuat kita jadi mengenal banyak istilah untuk Tuhan.

What do you think? ;)
Let’s Thank!




- tak ada kesempurnaan. begitu pula dengan ocehan saya yang mungkin cuma ocehan basi. hanya ingin berbagi dan mengingatkan, betapa tak berartinya kita dibandingkan Sang Penguasa -

1 comment:

ladybug said...

komenku untukmu ada diblogku... :)